OPONI: OTW SELESAI DIKAMPUS - Birukuning News

OPONI: OTW SELESAI DIKAMPUS

OPINI - Problematika yang sering disangkal oleh mahasiawa semester akhir adalah bagaimana agar supaya proposal skripsi secara kilat ACC ditangan dosen pembimbing dalam artian paraf seorang dosen pendamping/pembimbing cepat ditorehkan diatas CV pengesahan.

Celakanya, seakan tanggung jawab dari penulisan karya ilmiah tersebut tidak dihadapkan oleh pemenuhan gelar sarjana strata 1 (satu). Tapi terkadang juga realita dilapangan kalau mahasiswa dianggap mempunyai kafasitas tidak selesai yah dibiarkan berlalu lalang dikampus tanpa merasa mempunya beban sanksi sosial terhadap lingkungannya.

Sejatinya semua mahasiswa mempunyai kafability untuk meninggalkan kampus entah dalam kurun waktu 2 tahun setengah, 3 tahun setengah, 4 tahun, atau mahasiswa yang mengabil kesempatan mengahabiskan garansi yang di bebankan olah kampus yakni 7 tahun.

Jadi tidak ada alasan untuk tidak selesai dikampus, salah satu yang menjadi penghalang keridhahan manusia dimuka bumi adalah ketika pintu keridhahan seorang ibu dalam keadaan terkunci. Penyebabnya adalah karena kepercayaan seorang ibu dikhianati oleh seorang anak.

Inilah keresahan yang ditanggung mahasiswa semester 09, 11 dan 13. Antara mentunaikan panggilan keluarga dan kehidupan lingkungan sosialnya.

Tinggal Satu masalah lagi menuju revolusi kampus 'yudisium' tak kesampaian, dikarenakan coretan pena dari dosen pengampuh (pembimbing dan sekaligus penguji) belum ada solutif yang mencerahkan guna menunjang sprit penyelesaian

Hingga pribadi memberanikan  diri berasumsi  bahwa " aku adalah bagian dari diri kalian yang sementara berusaha belajar berjuang diatas perihnya kebodohan.

Tak peduli letih menghunus daya, sabar menggerogoti ego, waktu menilas semangat, fikiran membebani raga, materi menumbangkan famili. Karena aku tahu itulah Hakekat Perjuangan

kalian tahu B E R A N I ..?

Maksudnya berani di sini adalah berani belum selesai diwaktu yang tidak tepat, berani di Drop Out (DO), berani di penjarakan, berani mengambil sikap bodoh sekali dan begitu seterusnya, jelasnya harus melalui sistem Administratif yang dewasa.

Untuk sekarang kita mungkin mengalami degradasi dalam satu fase yang sama, waktu, hunian, tokoh semuanya sama. Pertanyaannya adalah apakah itu?

Kita perlu tahu Bahwa Hari ini adalah
"HARI ANTI KORUPSI Se-DUNIA" tepatnya 09 Desember 2019.

Dan kalau di kombinasikan dengan suasana di tempat saya belajar, pribadi belum mengetahui persis apakah tempat saya berpijak hari ini sifatnya sementara, dalam keadan sehat wal'afiat atau dalam proses pemulihan.

Tapi tak jadi soal, sebab orang yang serius menyelesaikan studi katanya :

Pertama harus rajin berhadapan dengan Laptop dan dosen penguji proposal skripsinya, Karena dikhawatirkan tidak memenuhi penulisan karya ilmiah sesuai pedoman penulisan Perguruan tinggi atau tempat belajar kuliah, itulah prasyarat harus dipenuhi oleh mahasiswa pejuang tingkat akhir tak lain dan tak bukan untuk mendapatkan gelas sarjana.

Ke dua kalau ada demontrasi dikampus tidak usah turut andil, karena akan menyebabkan penyelesaian tersumbat. Kemungkinan besarnya pada hari ini tidak ditemukan didalam kampus demonstrasi  karena mungkin alasan ini

Ke tiga tidak usah lagi aktif di Organisasi karena akan menyelingkuhi tugas penyelesaian.

Ke empat kurangi menyandarkan perhatian hubungan asmara karena di sayangkan bukan skripsi yang terdahulu selesai tetapi resepsi  akan mengawalinya.

Ke lima perbanyak habiskan waktu di perpustakaan untuk mendekatkan jari jemari dengan keyboard laptop sembari menikmati tamparan dinginnya AC perpustakaan.

Otw selesai dikampus atau di selesaikan kampus. Kalian mempuyai hak memilih secara tranparansi.

Wallahu' a'lam bissawab.

Penulis: Nur Mubarak
Ketua II PC PMII Kota Parepare

Tidak ada komentar