OPINI; TERINGAT HIKAYAT ABUNAWAS - Birukuning News

OPINI; TERINGAT HIKAYAT ABUNAWAS

OPINI - Jika saya memandang nan jauh disana , melihat awan putih bersih bergelantungan dicakrawala, warna kemerahan lembayung mewarnai awan menarik perhatian siapa saja yang melihatnya. Sontak seketika mengingatkan saya dengan seorang penyair tersohor dimasanya , membawa ingatan saya kepada sosok sufi yang sangat fenomenal lagi kontroversi , sufi yang terkenal dengan kejenakaan kisahnya namun telinga kita akrab dengan syair indah nan dalam maknanya , siapa yang tidak kenal dengan sosok abu nawas.

Tokoh yang sering kita baca hikayat humornya yang membuat kita tertawa hingga terpingkal dengan kecerdikannya. Abu Nawas hidup pada masa dinasti abbasyiah dimana dipimpin oleh seorang raja yang memiliki banyak keinginan yang aneh dan tak masuk diakal itulah dia baginda raja Harun Ar-Rasyid, pernah suatu ketika baginda raja memandang awan nan indah disuatu sore, tiba-tiba terbenak didalam hatinya baginda punya keinginan untuk memindah istana diatas awan yang putih nan bergelombang diatas sana.

Beliau berkata dalam hatinya, 'apakah mungkin keinginanku itu bisa terlaksana?' sontak saja baginda mengingat abu nawas, bukankah Abunawas selalu punya cara cerdik dan cemerlang dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang dihadapi baginda raja, beliaupun lantas memanggil ajudannya untuk memanggil abu nawas menghadap keinstana tak lama kemudian datanglah abu nawas dan duduk menunggu titah sang raja.

Dan kemudian beliaupun berkata Baginda raja: apakah kamu tau kenapa aku memanggilmu kesini ?? Abunawas: ampun baginda, hamba tidak tau. Baginda raja: apakah kau lihat awan yang bergelantungan diatas sana , indah bukan ?. Abunawas: ya saya melihatnya, memang sangat indah yang mulia. Baginda raja: aku punya keinginan untuk memindahkan istana keatas sana apakah kau bisa melaksanakan keinginanku ?. Dan
Abu nawas pulang dengan kegelisahan mendengar permintaan baginda yang sangat tidak masuk akal lagi mustahil itu.

Singkat cerita hari yg sudah ditentukan telah tiba rakyat sudah berkumpul dengan tidak sabar melihat abu nawas memindahkan istana keatas awan. Sedikit tak bersabar baginda langsung bertanya 'Kau sudah siap ?' Baginda bertanya lagi, 'apakau kau sidah siap abunawas ?, siap yang mulia , 'bagus' seketika suasana ditempat sunyi senyap, menunggu aksi Abunawas memindahkan istana, pandangan tertuju pada abu nawas yang masih dalam pasisi jongkok' apakah kamu sudah siap abunawas ? " abu nawas menjawab : dari tadi hamba sudah siap yang mulia. Dan hamba menunggu yang mulia untuk meletakkan istana kepundak saya untuk dipindahkan ke atas awan sana".

Mendengar jawaban itu sontak kaget, sedikit marah namun tak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menggerutu" dasar manusia licik' (dalam hatinya mengagumi kecerdikan Abu nawas).

Jika baginda raja punya keinginan yang mustahil dan tidak masuk akal. Saya juga ingin menggantungkan harapan saya di negeri atas awan Enrekang bumi Massenrempulu semoga persahabatan kita tetap indah seperti awan tidak hanya indah diawalnya namun akan hilang terbawa angin yang menghembusnya. Tetaplah menjadi sahabat yang sejati selamanya.

Jadilah bumi Massenrempulu sebagai saksi bisu keindahan senyuman kita, kebersamaan ceria bersama hingga kita meninggalkan status kemahasiswaan, mari berjuang bersama untuk meraih kesuksesan sahabatku, dan gelar sarjana telah melambai menunggu waktu yang bahagia itu dengan sama-sama mengangkat TOGA.

Penulis: Darussalam (Mahasiswa/Kader PMII)

Tidak ada komentar