Untuk Pertama Kalinya, Gedung Putih Tolak Penyambutan Ramadan - Birukuning News

Untuk Pertama Kalinya, Gedung Putih Tolak Penyambutan Ramadan

JAKARTA - Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson membatalkan agenda sebagai tuan rumah penyambutan bulan Ramadan di Amerika Serikat. Hal ini jadi yang pertama dilakukan Gedung Putih setelah lebih dari 20 tahun tradisi ini dilakukan.

Sejak 1999, pejabat pemerintah baik dari partai Republik dan Demokrat selalu menjadi pembawa acara dalam acara buka puasa pertama dan di hari terakhir puasa sebelum Idul Fitri di Gedung Sekretaris Negara.

Dua pejabat terkait tanpa mau disebutkan namanya memastikan Tillerson membatalkan permohonan dari Kantor State Department's of Religion and Global Affairs.

Berdasarkan pemberitaan Reuters pada 6 April, Tillerson akan memberikan sambutan selaku tuan rumah dan membawa acara saat puasa pertama dan terakhir.

Penolakan diperkirakan karena tidak masuknya agenda ini dalam prioritas tahun 2017. Kegiatan puasa dan ibadah Muslim di Amerika Serikat saat ini tidak terlalu bergaung semenjak pemerintahan Trump.

"Kami masih tetap mencoba untuk menjajaki kemungkinan untuk menjadi tuan rumah dalam perayaan Idul Fitri nanti. Meski demikian para duta besar AS di seluruh dunia melakukan berbagai kegiatan sebagai misi AS," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri.

Aktivitas muslim di era Presiden Donald Trump kali ini tidak begitu bersahabat, bahkan beberapa negara dengan mayoritas muslim ditolak masuk ke wilayah geografis AS.

Keengganan Tillerson bisa jadi sebuah pesan bahwa "Tidak ada hal yang penting dalam pemerintahan saat ini untuk membuat hubungan yang baik dengan muslim," kata mantan diplomat AS Farah Pandith, yang bekerja di bawah kepemimpinan Bush dan Obama, yang juga membuat beragam kegiatan selama Ramadan di Gedung Putih.

Hubungan Buruk

Pemerintahan Trump memiliki hubungan buruk dengan muslim. Sejak menjadi kandidat presiden, Republikan telah menginisiasi pelarangan muslim memasuki kawasan AS, melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid dan memperingatkan para muslim radikal yang "mencoba merenggut anak-anak AS."

Sejak pelarangan muslim dari enam negara mayoritas berpenduduk muslim memasuki AS, Trump dianggap membawa banyak kebencian di pemerintahannya. Bahkan saat Gedung Putih tidak merespon undangan untuk perayaan Ramadan jadi preseden buruk atas tradisi yang dilakukan sejak bertahun-tahun lalu.

Lihat juga:Pidato Trump di Hadapan Negara Muslim Dinilai Bernada Negatif

Bahkan pihak Kementerian Luar Negeri memenuhi undangan atas perayaan tradisi agama-agama yang ada di AS. Pada 2014, Menlu John Kerry menjadi tuan rumah dalam perayaan pertama Festival Hindu, Diwali di AS.

Gedung Putih pun kemudian menjadi tuan rumah dalam perayaan tahunan Natal dan Paskah dalam sebuah jamuan makan. Sejak 1999 perayaan keagamaan dilakukan di ruangan Benjamin Franklin. (*)

Sumber: cnnindonesia.com

Tidak ada komentar