Jalan Rusak, Petani Basseang Menagih Janji Bupati
PINRAANG - Jalan di Desa Basseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, sangat memprihatinkan.
Pantauan TribunPinrang.com, jalan tersebut berlumpur dan tidak bisa dilalui kendaraan, apalagi jika musim hujan.
Jalan sepanjang 10 Km tersebut merupakan satu-satunya jalur penghubung menuju 13 kampung di desa tersebut. Serta merupakan penghubung dengan Kabupaten Enrekang.
Buruknya kondisi jalan tersebut membuat warga setempat protes. Mereka menanam pohon pisang dan kelapa tepat di tengah jalan tersebut.
Warga juga membentangkan spanduk protes yang bertuliskan "Basseng butuh jalan. Bukan kubangan babi. Mana pemerintah?? Bantuki Pak Bupati!. Kami bukan anak tiri. Mana janji manismu?"
Menurut tokoh masyarakat setempat Udin, sudah puluhan tahun jalan tersebut tidak pernah ada perbaikan. "Kami protes karena jalan ini sudah tidak bisa dilalui kendaraan padahal jalan ini adalah bagian dari mata pencarian kami," kata Udin, Minggu (28/5/2017).
Dia menjelaskan, kondisi jalan mempengaruhi mata pencarian warga setempat. Hasil panen dari pertanian warga seperti bawang, kopi, jagung, merica dan tanaman lainnya tidak bisa diangkut dan dipasarkan.
"Kami sudah merugi ratusan juta, harusnya pemerintah perbaiki jalan di sini, jangan di kota saja yang diperhatikan,"
"Kami yang tinggal di daerah perbatasan seperti ini diperlakukan seperti anak tiri dari pemerintah," ujar Udin.
Dia menambahkan, selama ini pemerintah setempat hanya memberi janji tapi belum ada realisasi.
Desa Basseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tana Toraja. Di desa tersebut terdapat 13 kampung, yaitu Jambu, Sarewong, Batu Papan, Passaparan, Ratte, Kalosi, Tabang, Kamiri, Pattedoan, Tombang, Solok, Sudu dan Buttu Tangngah.
Desa itu juga merupakan salah satu desa adat di Kabupaten Pinrang, karena memiliki 12 ciri khas adat.(*)
Pantauan TribunPinrang.com, jalan tersebut berlumpur dan tidak bisa dilalui kendaraan, apalagi jika musim hujan.
Jalan sepanjang 10 Km tersebut merupakan satu-satunya jalur penghubung menuju 13 kampung di desa tersebut. Serta merupakan penghubung dengan Kabupaten Enrekang.
Buruknya kondisi jalan tersebut membuat warga setempat protes. Mereka menanam pohon pisang dan kelapa tepat di tengah jalan tersebut.
Warga juga membentangkan spanduk protes yang bertuliskan "Basseng butuh jalan. Bukan kubangan babi. Mana pemerintah?? Bantuki Pak Bupati!. Kami bukan anak tiri. Mana janji manismu?"
Menurut tokoh masyarakat setempat Udin, sudah puluhan tahun jalan tersebut tidak pernah ada perbaikan. "Kami protes karena jalan ini sudah tidak bisa dilalui kendaraan padahal jalan ini adalah bagian dari mata pencarian kami," kata Udin, Minggu (28/5/2017).
Dia menjelaskan, kondisi jalan mempengaruhi mata pencarian warga setempat. Hasil panen dari pertanian warga seperti bawang, kopi, jagung, merica dan tanaman lainnya tidak bisa diangkut dan dipasarkan.
"Kami sudah merugi ratusan juta, harusnya pemerintah perbaiki jalan di sini, jangan di kota saja yang diperhatikan,"
"Kami yang tinggal di daerah perbatasan seperti ini diperlakukan seperti anak tiri dari pemerintah," ujar Udin.
Dia menambahkan, selama ini pemerintah setempat hanya memberi janji tapi belum ada realisasi.
Desa Basseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tana Toraja. Di desa tersebut terdapat 13 kampung, yaitu Jambu, Sarewong, Batu Papan, Passaparan, Ratte, Kalosi, Tabang, Kamiri, Pattedoan, Tombang, Solok, Sudu dan Buttu Tangngah.
Desa itu juga merupakan salah satu desa adat di Kabupaten Pinrang, karena memiliki 12 ciri khas adat.(*)
Post a Comment