KETUA DKPP MINTA DPT DIBERESKAN DI PILKADA DKI PUTARAN KEDUA
JAKARTA, AJATAPPARENG NEWS -- Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie menyebut ada kekurangan di Pilkada DKI putaran pertama. Jimly meminta penyelenggara pilkada memperbaikinya, terutama terkait partisipasi pemilih.
"Yang penting pilkada DKI ronde kedua ini harus kita jadikan pilot project. Pertama, untuk meningkatkan partisipasi pemilih," kata Jimly di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/3/2017).
Di pilkada DKI, Jimly menyoroti Daftar Pemilihan Tetap (DPT). Untuk putaran kedua, Jimly meminta agar KPU memperbaikinya.
"DPT nya nggak beres, itu perbaiki mumpung ada waktu. Contohnya saya sendiri (mengecek), waktu pemungutan suara saya ke Lapas Salemba, ada 3.861 penghuni. 10% aja yang KTP luar DKI jadi 3.500 di dalam tapi yang milih hanya 349. Artinya 15-an persen. Ada masalah pendaftaran pemilu," tutur dia.
"Ini dibereskan oleh KPU dan Bawaslu jangan sampai lalai lagi. Supaya tingkat partisipasinya melebihi target," imbuh Jimly.
Menurut Jimly Pilkada DKI cukup fenomenal. Jimly meminta KPU dan Bawaslu dalam meningkatkan partisipasi pemilih.
"Sebab kasus Ahok dan DKI ini kan sudah tidak ada contoh sejarah. Semua kelompok emosinya sampai ke langit, sampai ubun-ubun yang kontra. Masa dengan emosi begini tingkat partisipasinya nggak bisa tinggi. Jadi ini harus dimanfaatkan," sebutnya.
Emosional kelompok pendukung pasangan Ahok dan Djarot Saiful Hidayat serta pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dinilai Jimly perlu dijadikan sebagai energi positif dalam peningkatan partisipasi pemilih di putaran kedua pilgub DKI.
"Saya kasih nasihat ke KPU, Bawaslu, khususnya DKI dan pihak semua masyarakat mari lihat kasus DKI secara positif jangan negatif melulu. Pertama untuk meningkatkan partisipasi pemilu," kata Jimly.
"Kedua, untuk menunjukkan demokrasi kita adil dan berintegritas. Karena ini DKI orang emosi maka KPU, Bawaslu buktikan kalau netral profesional," sambung Jimly menegaskan DKPP tetap berlaku netral.
"Yang penting pilkada DKI ronde kedua ini harus kita jadikan pilot project. Pertama, untuk meningkatkan partisipasi pemilih," kata Jimly di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/3/2017).
Di pilkada DKI, Jimly menyoroti Daftar Pemilihan Tetap (DPT). Untuk putaran kedua, Jimly meminta agar KPU memperbaikinya.
"DPT nya nggak beres, itu perbaiki mumpung ada waktu. Contohnya saya sendiri (mengecek), waktu pemungutan suara saya ke Lapas Salemba, ada 3.861 penghuni. 10% aja yang KTP luar DKI jadi 3.500 di dalam tapi yang milih hanya 349. Artinya 15-an persen. Ada masalah pendaftaran pemilu," tutur dia.
"Ini dibereskan oleh KPU dan Bawaslu jangan sampai lalai lagi. Supaya tingkat partisipasinya melebihi target," imbuh Jimly.
Menurut Jimly Pilkada DKI cukup fenomenal. Jimly meminta KPU dan Bawaslu dalam meningkatkan partisipasi pemilih.
"Sebab kasus Ahok dan DKI ini kan sudah tidak ada contoh sejarah. Semua kelompok emosinya sampai ke langit, sampai ubun-ubun yang kontra. Masa dengan emosi begini tingkat partisipasinya nggak bisa tinggi. Jadi ini harus dimanfaatkan," sebutnya.
Emosional kelompok pendukung pasangan Ahok dan Djarot Saiful Hidayat serta pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dinilai Jimly perlu dijadikan sebagai energi positif dalam peningkatan partisipasi pemilih di putaran kedua pilgub DKI.
"Saya kasih nasihat ke KPU, Bawaslu, khususnya DKI dan pihak semua masyarakat mari lihat kasus DKI secara positif jangan negatif melulu. Pertama untuk meningkatkan partisipasi pemilu," kata Jimly.
"Kedua, untuk menunjukkan demokrasi kita adil dan berintegritas. Karena ini DKI orang emosi maka KPU, Bawaslu buktikan kalau netral profesional," sambung Jimly menegaskan DKPP tetap berlaku netral.
Post a Comment